Menuju Sistem Agropangan yang Lebih Berkelanjutan di Indonesia
Листопад 30, 2023
Maria Monica Wihardja, Bustanul Arifin, Mukhammad Faisol Amir

Metrics

  • Eye Icon 0 views
  • Download Icon 0 downloads
Metrics Icon 0 views  //  0 downloads
Menuju Sistem Agropangan yang Lebih Berkelanjutan di Indonesia Image
Abstract

Sektor pertanian di Indonesia telah memainkan peran signifikan dalam penurunan kemiskinan dan transformasi ekonomi. Namun, masih terdapat sederet tantangan dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani guna memberantas kemiskinan ekstrem serta memastikan ketahanan pangan. Sektor pertanian berkontribusi terhadap sekitar sepertiga lapangan kerja di Indonesia. Demi mencapai tujuan Indonesia memberantas kemiskinan ekstrem, mengerek produktivitas pertanian, dan mewujudkan emisi karbon nol bersih (net zero), Indonesia perlu bertransisi ke sistem agropangan berkelanjutan.

Strategi-strategi yang digunakan saat ini untuk memperbaiki sistem agropangan di Indonesia sudah tidak lagi berkelanjutan maupun efektif. Sistem agropangan menjadi penyumbang maupun korban perubahan iklim, dengan pertanian, alih fungsi lahan, dan kehutanan sebagai kontributor utama emisi gas rumah kaca (GRK). Deforestasi untuk perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab alih fungsi lahan yang signifikan. Maka dari itu, sistem agropangan sangatlah penting untuk mewujudkan komitmen iklim Indonesia dan memitigasi dampak-dampak perubahan iklim terhadap petani dan nelayan.

Ada sejumlah tantangan utama yang menghambat perkembangan sistem agropangan di Indonesia. Tantangan-tantangan tersebut meliputi (i) kebergantungan tinggi terhadap dukungan pertanian yang tidak efektif; (ii) ekspansi lahan besar-besaran untuk produksi pangan; (iii) tingkat food waste dan food loss yang tinggi; (iv) kurangnya layanan penyuluhan pertanian dan informasi iklim; serta (v) tujuan ketahanan pangan dan ketahanan energi yang saling bertentangan. Penyelesaian persoalan-persoalan ini membutuhkan serangkaian intervensi dan reformasi kebijakan.

Kebijakan-kebijakan yang direkomendasikan adalah (i) mengarahkan kembali subsidi pertanian untuk mendukung petani secara langsung; (ii) mempromosikan intensifikasi, alih-alih ekspansi lahan; (iii) berinvestasi pada logistik dan teknologi pascapanen untuk mengurangi food loss; (iv) memperkuat layanan penyuluhan pertanian dan sistem informasi iklim; dan (v) mendiversifikasi sumber bahan bakar nabati (BBN) untuk mengurangi beban produksi kelapa sawit. Kebijakan- kebijakan tersebut bertujuan mendorong keberlanjutan, meningkatkan produktivitas, serta memperbaiki resiliensi sistem agropangan di Indonesia.

Full text
Show more arrow
 

Metrics

  • Eye Icon 0 views
  • Download Icon 0 downloads
Metrics Icon 0 views  //  0 downloads