Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura
June 27, 2021  //  DOI: 10.35497/345661
Kadir Ruslan

Metrics

  • Eye Icon 516 views
  • Download Icon 0 downloads
Metrics Icon 516 views  //  0 downloads
Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura Image
Abstract

Indonesia dihadapkan pada tantangan permintaan pangan domestik yang terus meningkat sebagai konsekuensi dari pertambahan jumlah penduduk dan perbaikan daya beli masyarakat. Untuk mengantisipasi hal ini, kapasitas produksi pangan nasional harus ditingkatkan dengan memperluas lahan pertanian dan/atau memacu produktivitas. Tanpa upaya ini, ketergantungan pada impor pangan tidak bisa dihindari. Di tengah laju konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian yang cukup masif dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan produktivitas harus menjadi strategi utama dalam meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional.

Statistik menunjukkan bahwa tren perkembangan produktivitas padi, kedelai, dan bawang merah cenderung melandai dalam beberapa tahun terakhir. Produktivitas padi nasional cenderung persisten pada angka 5 ton per hektar gabah kering giling sementara produktivitas bawang merah dan kedelai cenderung stagnan masing-masing sekitar 10 dan 1,5 ton per hektar dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini merupakan tantangan berat dalam mewujudkan swasembada ketiga komoditas ini. Gambaran yang sedikit menggembirakan terjadi pada komoditas jagung. Dalam beberapa tahun terakhir, produktivitas jagung nasional menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2019, produktivitas jagung nasional telah mencapai 5,4 ton per hektar. Partisipasi penggunaan benih jagung hibrida oleh petani Indonesia yang telah mencapai 75,13 persen merupakan kunci dari peningkatan tersebut. Tren peningkatan produktivitas juga terjadi untuk komoditas cabai besar dan cabai rawit.

Ruang untuk meningkatkan produktivitas masih sangat terbuka lebar, baik untuk komoditas tanaman pangan maupun hortikultura. Hal ini dapat diupayakan melalui peningkatan produktivitas lahan dan produktivitas tenaga kerja. Secara konkret, dua hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan benih unggul, khususnya yang berasal dari bantuan pemerintah; peningkatan akses petani terhadap pupuk; penanganan serangan hama/OPT; penggunaan alat dan mesin pertanian (mekanisasi), baik prapanen maupun pasca panen untuk menekan kehilangan hasil produksi; perbaikan teknik budidaya, misalnya dengan mendorong implementasi pola tanam jajar legowo pada skala yang lebih masif dalam budidaya tanaman padi sawah; perbaikan dan perluasan akses jaringan irigasi; modifikasi cuaca untuk mitigasi dampak perubahan iklim; peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang difokuskan pada petani muda; penguatan kelembagaan petani melalui keanggotaan kelompok tani; dan peningkatan akses petani terhadap teknologi informasi.

Untuk komoditas padi dan jagung, menutup kesenjangan produktivitas antara wilayah Jawa dan luar Jawa merupakan kunci dalam memacu produktivitas nasional. Produktivitas padi dan jagung di luar Jawa lebih rendah masing-masing sekitar 23 persen dan 13 persen dibanding produktivitas di Jawa. Karena itu, peningkatan produktivitas lahan dan petani di luar Jawa harus menjadi strategi utama dalam memacu produktivitas padi dan jagung nasional.

Full text
Show more arrow
 

Metrics

  • Eye Icon 516 views
  • Download Icon 0 downloads
Metrics Icon 516 views  //  0 downloads